Varietas Pepaya Keluaran IPB
Tujuan dari pengembangan pepaya lokal ini adalah untuk menghasilkan pepaya tipe besar, sedang dan kecil. Pepaya besar untuk konsumen keluarga besar, tipe sedang untuk konsumsi keluarga kecil dan tipe kecil/mini untuk konsumsi sendiri atau self type.
Penelitian
dan pengembangan varietas-varietas pepaya unggul ini membutuhkan waktu
yang
panjang. Penelitian dilakukan sejak tahun 2000 dan diawali dengan
pengumpulan
plasma nutfah sebagai calon tetua yaitu, varietas hawai solo, jenis
lokal asal
Cicurug, Bogor, dan introduksi dari luar negeri. “Koleksi-koleksi
tersebut
selanjutnya dilakukan penyilangan, Seleksi dan pemurnian”, ujar wanita
kelahiran 28 Oktober 1955 ini.
Hasilnya,
kata Sriani, terlahir 9 varietas pepaya unggul. Masing-masing berkode
IPB-1,
IPB-2, IPB-3, IPB-4, IPB-5,IPB-6C, IPB-8, IPB-9 dan IPB-10. IPB-1 dan
IPB-2
mendapatkan nama Arum Bogor dan Prima Bogor.
Secara umum, kata Alm. Sriani,pepaya-pepaya unggul produktivitasnya lebih tinggi, lebih tahan hama,bentuknya lebih seragam dan tidak ada kekosongan pada masa panen karena musim kemarau tidak memproduksi bunga hermaprodit.
Secara umum, kata Alm. Sriani,pepaya-pepaya unggul produktivitasnya lebih tinggi, lebih tahan hama,bentuknya lebih seragam dan tidak ada kekosongan pada masa panen karena musim kemarau tidak memproduksi bunga hermaprodit.
Dari
kesembilan varietas tersebut yang paling banyak diminta untuk
dibudidayakan
adalah IPB-1 atau Arum Bogor , IPB-3, dan IPB-9. IPB-9 telah
dibudidayakan oleh
Anwar Musada di Desa Bantarsari, Kecamatan Rancabungur, Kecamatan Bogor.
Dia
membudidayakan IPB-9 pada lahan seluas 4 hektar.Kini dia telah
menghasilkan
omzet 68 juta per bulan. “hasilnya sangat memuaskan”, ujar petani yang
telah berkebun
sejak tahun 1970 tersebut.
Lebih spesifiknya sebagai berikut:
1. Carisya (IPB3)
Pepaya yang dihasilkdan kawan-kawanan dari penelitian Alm. Prof. Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, MS
Keunggulan Pepaya Carisya (IPB3)
- Praktis, karen bentuk buah yang kecil sehingga cukup dikonsumsi untuk satu orang a dengan
menggunakan sendok
- Kulit buah halus mulus, berwarna hijau tua
- Rasa daging buah sangat manis
- daging buah agak kenyal dan berwarna merah jingga
- tidak ada bau "burung" sehingga disukai oleh konsumen (baik orang tua maupun anak-anak)
Untuk IPB-3 memiliki keunggulan pada kadar gula buahnya yang mencapai 140 briks, bentuknya mini,
daging buah tebal,berwarna Jingga kemerahan, dan berongga kecil. IPB-3 juga lebih tahan tungau
dibandingkan IPB-1.
Arum
Bogor mempunyai keunggulan bersosok kecil atau mini, bobotnya sekitar
0,63 kg
hingga praktis untuk dikonsumsi. “Pepaya ini berpotensi untuk menyaingi
varietas Hawai”, ujarnya. Sementara Prima Bogor mempunyai keistimewaan
daging
buahnya berwarna merah, ukurannya cukup besar dengan berat 2,257 kg dan
dapat
bertahan lama ketika disimpan. “Prima Bogor dapat bertahan selama 1 minggu masa
penyimpanan”, kata Sriani.
3. Sukma (IPB6)
Jenis
IPB-6C memiliki keunggulan daging buah yang benar-benar merah. Ketika
matang,
warna kulitnya bersemburat kuning pada bagian ujung buah.Bobotnya cukup
besar,
2 Kg, sehingga cocok untuk dikonsumsi oleh satu keluarga besar.
4. Calina (IPB9)
Untuk
IPB-9 memiliki kekhasan pada permukaan
kulit
buahnya yang sangat mulus dan berwarna hijau. Bila dibelah daging
buahnya
berwarna Jingga kemerahan yang lezat. Daging buahnya tebal dan lembut.
Bobotnya
1,5 kg dengan tingkat kemanisan 110 briks.”Kadar gulanya lebih tinggi
dari
pepaya Cibinong yang berkadar gula 9-100briks,”jelas Sriani.
5. Wulung Bogor (IPB10)
Sementara
itu untuk pepaya penghasil papain, telah dikembangkan IPB-10 atau Wulung
Bogor.
Yang buahnya berbentuk panjang dan mulus sehingga memudahkan pekebun
untuk
memperoleh papan.Produksi getah per buah dalam 9 kzli penyadapan
mencapai 25,23
gram, rendemen getah mencapai 13,28%. Aktivitas proleotik papan kasar
sebesar
1.102,34 mcu/g.
Posting Komentar